POROSNEWS. COM – Upaya Polda Metro Jaya dan Polda Jabar untuk mendamaikan dua kubu musuh bebuyutan, suporter Persib dan Persija patut diapresiasi.
Demikian disampaikan presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta. S. Pane melalui keterangan pers yang diterima PorosNews. Com, Jakarta, Sabtu (12/4).
Kendati upaya perdamaian telah dirajut, Namun upaya perdamaian itu tidak akan membawa manfaat, jika dalam resolusi tersebut Polri tidak mengikutsertakan para pengurus klub, wasit, dan organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Lebih lanjut Neta menilai pokok pangkal permusuhan suporter sepakbola, antara  Viking (suporter Persib) dan The Jakmania (suporter Persija), diawali  dari lapangan pertandingan.
Antara lain, sikap wasit yang memihak dan tidak adil, adanya manuver mafia judi yang mengatur skor pertandingan, adanya klub yang tidak siap kalah, para pemain yang tidak bersikap fairplay dan aksi-aksi negatif lainnya di lapangan hijau yang kerap membuat jengkel penonton atau suporter.
Sikap jengkel di lapangan ini kerap terakumulasi hingga membuat letupan emosi, baik di dalam stadion maupun di luar stadion. Ketika kemarahan dari dalam stadion ini menyentuh suporter lain, otomatis bentrokan pun terjadi.
“Sebab itu jika memang ingin memperbaiki suasana pertandingan sepakbola, Polri tidak cukup hanya mendamaikan Viking dan The Jackmania.
Tapi juga harus meminta komitmen dari klub-klub, wasit, dan PSSI. Yang tak kalah penting Polri harus mengusut tuntas mafia judi dan mafia pengaturan skor pertandingan yang sudah mencengkram dunia
sepakbola nasional,” tutup Neta. (PN/Jal)