
Jakarta, Porosnews.com – Kisruh politik di parlemen belakangan ini menyedot perhatian banyak kalangan. Perebutan kursi terhormat itu menjadi pertaruhan ambisi dengan sederet kontroversi yang menurut kubu tertentu dianggap telah membinasakan demokrasi. .
“Saya jadi takut melihat demokrasi Indonesia yang seolah-olah dimaknai sebagai kompetisi. Padahal jika kepentingan rakyat Indonesia yang harus diprioritaskan, maka saya yakin betul, upaya penghilangan, pencekalan politik terhadap kelompok kertentu tidak akan terjadi. Coba lihat, istilah 5-0 pun dijadikan topik diskusi salah satu media televisi,”terang koordnator Komunitas Cermin Indonesia M. Zakir Rasyidin kepada PorosNews.com, Rabu, (08/10).
Hal tersebut, kata dia, menyimpan kesan bahwa demokrasi Indonesia hanya pertarungan mematikan, bukan dimaknai sebagai alat kesejahteraan rakyat. “Andai sudah seperti ini, Apakah kepemimpinan Jokowi – JK 5 tahun mendatang bisa berjalan sesuai harapan? Jawabannya fifti – fifti, Sebab yang dipertontonkan salah satu kelompok koalisi, saya maknai sebagai ” Ekspresi Balas Dendam Politik yang pada akhirnya bukan membuat roda pemerintahn menjadi balance seperti yang sudah dikoar-koarkan, melainkan melemahkan sistim kelembagaan, meruntuhkan martabat demokrasi dan memperkosa Konstitusi,”terangnya. (by)