
“Momentum yang sangat ditunggu – tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebab pertemuan tersebut tidak hanya mencairkan dan mendinginkan suasana politik yang kita tahu persis akhir akhir ini sangat membeku dan panas akibat tontonan vulgar perebutan kekuasaan tetapi juga menjadikan cerminan Kedamaian dan tentu kiranya kita harus apresiasi,”ucap Direktur Komunitas Cermin Indonesia, M. Zakir Rasyidin kepada PorosNews melaluin pesan singkat, Jumat, (17/10)
Komentar sebaliknya datang dari salah seorang pegiat hukum, Efendi Saman. Ia menulis dalam tautan twitternya bahwa pertemuan Prabowo dan Jokowi hanyalah pesta klimaks deal-deal politik antara kedua kubu. Halnya demikian, sederet partai pendukung Prabowo yang bernaung dalam Koalisi Merah Putih sukses taklukan parlemen menggeser partai politik pendukung Jokowi. Sementara istana dikuasai Jokowi. Pertemuan dalam rangka ultah Prabowo itu disinyalir penuh teka-teki.
“Kalian dagangkan semua perbedaan politik dengan dan at menas namakan rakyat. tapi ketika kekuasaan sudah terbagi kalian semua berpelukan mesra,sementara rakyat kalian biarkan tercerai berai dgn amarah. kalian telah menistakan martabat kemanusian sosial,dan kalian yg berkuasa tak ada bedanya dgn pasa bedebah dan pecundang politik” tulis @By Effendi Saman. (dim)