Pemilihan desainer yang hadir di peragaan busana Fashion Symphony 2018 juga dilakukan dengan cara yang adil. “Kalau memang anggota tersebut aktif untuk bisa menghadiri semua acara IWAPI, tentunya memiliki prioritas pertama. Kedua, produknya harus Indonesia, tidak boleh printing. IWAPI memiliki keinginan untuk mengangkat para pengrajin yang ada di desa-desa,” lanjut Julie.
Kriteria tersebut bertujuan untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia, agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Sebab itu, aksesoris dan busana yang ditampilkan di peragaan busana ini harus karya dari Indonesia.
Label fashion yang ikut hadir dalam peragaan busana ini adalah Mari Berkain, Azuraa Indonesia, Nengmas Kids Batik, Saroengan, Nona, EgienMom, Semesta Gallery, House of Pipie, Roemah Katumbiri, Roemah Kebaya, Kain, House of Shiloh, Jarit, Jani Signature, Jeany Wang, Dru Jewelry, Sylvo Python Leather, Lashes by Moza dan Levico. Setiap label menampilkan 4-5 karyanya di peragaan busana yang mewah ini.
Dengan terselenggaranya Fashion Symphony 2018 ini, IWAPI Jakarta Selatan memiliki harapan yang besar supaya masyarakat lebih mendukung usaha kecil UKM/ UMKM agar tidak kalah dengan produk-produk luar yang masuk ke Indonesia. Edy/prs